Sebisa mungkin hindari kalam orang awam,
terutama komentar mereka di medsos.
Banyak kalam mereka yang tak berikan manfaat.
Bagi pembaca awam, semua itu biasa saja.
Namun bagi yang terbiasa dengan qalallah dan qalarrasul,
semua itu bisa jadi racun.
Penyibuk hati. Pelalai jiwa.
Terlebih kalangan awam yang tak punya standar kesehatan
kecuali hawa nafsu pribadinya.
Jika seorang alim rajin menelaah kalam awam,
ia akan terseret arus kebodohan.
Jika ia ikut di perdebatan kalangan awam,
ia akan tampak lebih bodoh dari mereka.
Jika ia menunjukkan kepintaran di perdebatan dengan awam,
ia akan turun harkatnya.
Ibarat pedang tajam dibandingkan dengan sendok tumpul.
Perbandingan yang memuliakan sendok dan menurunkan harkat pedang.
terutama komentar mereka di medsos.
Banyak kalam mereka yang tak berikan manfaat.
Bagi pembaca awam, semua itu biasa saja.
Namun bagi yang terbiasa dengan qalallah dan qalarrasul,
semua itu bisa jadi racun.
Penyibuk hati. Pelalai jiwa.
Terlebih kalangan awam yang tak punya standar kesehatan
kecuali hawa nafsu pribadinya.
Jika seorang alim rajin menelaah kalam awam,
ia akan terseret arus kebodohan.
Jika ia ikut di perdebatan kalangan awam,
ia akan tampak lebih bodoh dari mereka.
Jika ia menunjukkan kepintaran di perdebatan dengan awam,
ia akan turun harkatnya.
Ibarat pedang tajam dibandingkan dengan sendok tumpul.
Perbandingan yang memuliakan sendok dan menurunkan harkat pedang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar